Warga di Watunggelek Minum Air Kali

LABUAN BAJO, PK --Warga Dusun Handel dan Dusun Tana Dereng, Desa Watunggelek, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang masih mengonsumsi air Kali/Sungai Wae Mese.

Pantauan Pos Kupang, Kamis (31/7/2008) sore, warga di dua wilayah itu berbondong membawa jerigen untuk menimba air di sungai. Air sungai yang diambil selain sebagai tempat mandi dan cuci, juga digunakan ternak kerbau untuk berkubangan. Karena kesulitan air bersih, mereka terpaksa mengambil langsung air sungai disepanjang daerah aliran sungai/DAS. Ada yang ambil langsung, dan ada juga yang membuat kubang/lubang kecil agar terjadi resapan air kemudian diambil untuk kebutuhan air bersih.

Beberapa warga Dusun Handel, masing-masing Gabriel Jahan, Muhamad Pikarto, Theresia Tenang dan Anselmus Pance, mengaku selama ini mereka hanya memanfaatkan air sungai Wae Mese sebagai tumpuan hidup. Namun dari segi kesehatan air itu tidak layak konsumsi.

Gabriel Jahan menjelaskan, masalah air bersih di kampung itu sudah berlangsung sejak kampung ada namun belum ada perhatian pemerintah setempat mengenai kondisi tersebut. Tapi warga juga tetap tidak mempersoalkan.

"Kami di sini tidak dapat menikmati air bersih. Dari pada mencari di tempat yang jauh terpaksa air sungai yang juga sebagai kubangan kerbau diambil untuk air minum. Habis mau cari dimana lagi," kata Jahan.


Dia mengatakan, beberapa waktu lalu ada upaya Pater Waser untuk masukan air ke dusun itu namun terdapat beberapa hambatan sehingga dibatalkan.

Warga lainnya, Muhamad Pikarto dan Theresia Tenang ditemui terpisah mengatakatan hal yang sama. Menurut Pikarto, di wilayah itu sulit ditemukan sumber air kecuali sumber air di Mbuhung tapi belum dimanfaatkan.

"Kami sudah biasa ambil dan minum air kali sehingga tidak ada dampak seperti sakit dan lainnya," ujar Pikarto dan Tenang.
Anselmus Pance, warga Dusun Tana Dereng mengeluhkan kondisi air minum di dusun itu. "Kami dan warga di Handel sampai sekarang minum air kali. Air ini juga dipakai ternak untuk berkubang namun apa boleh buat kami harus memanfaatkan," kata Pance.

Kepala Dusun Handel, Ahmad Hasan ditemui di kediamannya, mengaku sejak lahirnya kampung ini warga sudah konsumsi air sungai meski kerbau dan sapi sama-sama gunakan air itu.

Dia menyebutkan, jumlah warga dusun sebanyak 64 kepala keluarga (KK) dengan 233 jiwa. "Semua warga minum air kali namun bersyukur tidak terjadi kejadian seperti diare dan penyakit lainnya. "Kami berharap pemerintah terutama dewan setempat memperhatikan masalah ini tapi cuma janji kosong. Kalau butuh rakyat datang dan beri janji muluk," ujarnya. (yel)

Pos Kupang 2 Agustus 2008, halaman 16
Lanjut...

Posted in Label: , | 0 komentar

Warga Macang Tanggar Minum Air Asin

LABUAN BAJO, PK --Warga Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) hingga saat ini masih mengonsumsi air asin (payau) yang berasal dari muara Sungai Nanganae. Selain untuk kebutuhan air minum, warga juga memanfaatkan air sungai itu untuk mandi, cuci karena ketiadaan air bersih di wilayah itu.

Seperti disaksikan Pos Kupang, Sabtu (9/8/2008), warga yang berada di Dusun Nanganae asyik mencuci, mandi dan mengambil air di sungai tersebut. Mereka sudah terbiasa mengonsumsi air itu meski di sekitar lokasi pengambilan terdapat kubangan kerbau.

Untuk mendapat air yang kurang asin, mereka harus menunggu sampai air laut surut, karena jika air laut surut, maka sungai tersebut berkurang volume air lautnya menyisakan lebih banyak air sungai asli walau rasanya tetap payau.

Jika air laut pasang, maka lokasi pengambilan air di sungai tersebut turut pasang sehingga kadar garamnya tinggi. Air dengan kondisi seperti ini jarang digunakan warga untuk mengonsumsi kecuali untuk mandi atau mencuci.

Warga biasanya menunggu hingga air laut surut baru bisa mengambil air sungai untuk konsumsi. Mereka sudah sangat paham dan mengetahui pasang surut laut yang turut berpengaruh pada air sungai tersebut.

Muhamad Nur, salah seorang warga Macang Tanggar mengakui, mereka selama ini tidak merasakan air bersih kecuali jika membelinya di Desa Gorontalo, atau ke Labuan Bajo. "Kami tidak bisa mengelak dari kondisi ini. Air yang kami minum selama ini berasal dari air sungai yang rasanya asin akibat berada pada posisi muara," kata Nur.

Soal keberadaan air bersih, Nur mengaku, beberapa tahun lalu sudah ada proyek air bersih yang masuk di desa itu, namun tidak berfungsi setelah mengalir beberapa hari.

Dia menjelaskan, untuk memperoleh air yang kadar garamnya rendah, warga harus menunggu hingga air surut. Jika air sementara pasang, maka yang ada di sungai itu hanyalah air laut murni yang sering digunakan untuk mandi dan cuci.

Penjabat Kepala Desa Macang Tanggar, Armin Bahali, ditemui di kediamannya, membenarkan kondisi warganya. Menurut Bahali, di desa itu terdapat 800 jiwa yang mengonsumsi air asin akibat proyek air bersih yang masuk di desa itu tidak memuaskan.

Tentang kemungkinan warga yang minum air kali menderita penyakit diare dan sebagainya, Bahali mengatakan, soal penyakit sering terjadi, namun hanya pada pergantian musim. "Tahun lalu ada proyek air bersih yang masuk desa ini tapi hanya mengalir 10 hari kemudian macet sampai sekarang. Kami minta pemerintah kabupaten bisa melihat kondisi warga yang sulit ini. Sekarang warga lagi menderita karena minum air asin," kata Bahali. (yel)

Pos Kupang 11 Agustus 2008, halaman 16
Lanjut...

Posted in Label: , | 0 komentar

Diare, 6 Balita Dirawat di RSUD SoE

SoE, PK-- Enam anak usia di bawah lima tahun (balita) di rawat intensif di bangsal anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SoE karena diserang diare.

Keenam anak itu adalah Natasia Bende (1,6 tahun, asal Kasetnana, Kecamatan Mollo Selatan), Deli Antonia Tefa (1,1 tahun, asal Oenlasi, Kecamatan Amanatun Selatan), Junedi Talan (8 bulan, asal Pusu, Kecamatan Amanuban Barat), Kevin Sanam (2 tahun, asal Desa Biloto, Kecamatan Mollo Selatan), Yanner Tine (6 bulan, asal Desa Polo, Kecamatan Amanuban Selatan) dan Alda Lasfeto (1,2 bulan, asal Kota SoE.

Pantuan Pos Kupang di RSUD SoE, Selasa (12/8/2008), ke-6 balita itu masih dirawat di RSUD SoE. "Mencretnya sudah mulai berkurang sejak kami dirawat di rumah sakit, Senin (11/8/2008). Sebenarnya anak kami sakit sejak hari Kamis (7/8/2008). Anak kami sempat dibawa ke Puskesmas Siso dan diberikan oralit serta tetra. Namun entah kenapa dia kembali mencret sebanyak sembilan kali disertai muntah," ujar Uriance Kase, ibunda Kevin Sanam.

Uriance mengaku tidak tahu penyebab anaknya diserang diare. Warga di sekitar rumahnya, kata dia, juga tidak ada yang diare. "Mungkin ini karena kondisi anak saya kurang sehat dan pergantian musim," katanya.


Sementara Jumina Suat mengatakan, anaknya,Yanner Tine, dilarikan di RSUD SoE karena kondisi tubuh anaknya sudah lemas saat dibawa ke Puskesmas Panite. Berbekal rujukan Puskesmas Panite, ia akhirnya membawa Yanner untuk dirawat di RSUD SoE.

"Saya bersyukur, biar badannya masih lemah tapi sudah ada perubahan. Saya tidak tahu bagaimana nasib anak saya bila terlambat dibawa ke rumah sakit," ujar Jumina yang menambahkan bahwa selama anaknya dirawat tidak ada pungutan biaya dari rumah sakit karena ia menggunakan kartu askeskin.

Informasi yang dihimpun di RSUD SoE, selama dua pekan terakhir setidaknya sudah 22 anak dirawat di rumah sakit karena terserang diare. Dari 22 pasien yang masuk, 16 balita sudah sembuh dan enam lainnya masih dirawat di bangsal anak.

Rata-rata anak yang terkena diare tidak membutuhkan perawatan yang lama untuk penyembuhannya. Hanya dalam waktu tiga hingga empat hari kondisi kesehatan anak sudah membaik pasca dirawat di RSUD SoE. (aly)

Pos Kupang 14 Agustus 2008, halaman 15
Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar

Diare Serang TTU, 118 Balita Dirawat

KEFAMENANU, PK -- Sebanyak 118 balita dirawat intensif di RSUD Kefamenanu dalam enam pekan terakhir akibat serangan penyakit diare. Di antara jumlah ini, terdapat satu balita menderita gizi buruk akut jenis kwashiorkor yaitu Rianto Uskono (3,5 tahun). Balita asal Desa Manuain B, Kecamatan Insana ini sudah mendapat donor darah sebanyak dua kantong sejak dirawat Senin (11/8/2008) malam.

Demikian Direktur RSUD Kefamenanu, dr. Hartono, kepada para wartawan di ruang kerjanya, Rabu (13/8/2008) siang. "Sejak bulan Juli hingga pekan kedua Agustus atau sudah enam pekan, tercatat 118 balita dirawat intensif di RSUD Kefamenanu karena diserang penyakit diare," jelasnya.

Ia merincikan, selama bulan Juli terdapat 78 balita dirawat. Dan hingga pekan kedua Agustus yaitu sampai Rabu (13/8/2008) tercatat 40 balita dirawat. Jadi total sudah 118 balita dirawat
sejak enam pekan terakhir. "Dan sekarang ada 20 balita yang masih menjalani perawatan intensif di bangsal anak," katanya.

Tentang penyebab serangan diare itu, dr. Hartono menyebut rota virus yang dibawa oleh angin. "Sekarang terjadi perubahan cuaca yang sangat drastis. Malam sangat dingin dan siang harinya, panas terik menyengat. Perubahan cuaca yang sangat drastis ini menyebabkan daya tahan tubuh (imunitas) balita menjadi lemah," katanya.

Penyebab lainnya, makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh balita tidak bersih. "Sering orangtua dan keluarga kurang memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, terlebih makanan dan minuman bagi balita. Itu berpotensi besar bagi terjadinya serangan diare," tambahnya.

Ny. Yasinta Nofu (37), mengatakan anaknya Kristanto Meo (10 bulan) dirawat sejak Selasa (12/8/2008) malam. "Sudah sejak Senin siang anak saya menderita diare. Selain itu ia demam dan
tidak mau menyusui. Karena semakin parah, terpaksa kami membawa dia ke rumah sakit," jelas Ny. Yasinta.

Ny. Maria Getrudis Teflopo menyebutkan anaknya Radones Naifun (8 bulan) terpaksa dilarikan ke RSUD Kefamenanu karena diserang diare sejak Sabtu malam.

"Kami sewa angkot malam-malam supaya bisa bawa anak ini ke RSUD Kefa. Badannya sudah lemas dan tidak mau menyusui. Ia menangis terus. Saya sampai stres," tuturnya.

Lain lagi kisah Ny. Heny Mone, ia terpaksa menyewa ojek untuk melarikan anaknya dari rumah di Desa Susulaku A ke rumah sakit Kefamenanu. "Mau bagaimana lagi. Tidak ada angkot yang mau kami sewa karena kami hanya mampu bayar Rp 50 ribu. Tapi syukurlah, anak saya sangat kuat dan akhirnya sampai ke rumah sakit," ungkapnya.

Ny. Monika Uskono mengatakan terpaksa melarikan anaknya ke rumah sakit karena menderita gizi buruk akut. "Selain menderita busung lapar, anak saya diserang komplikasi penyakit malaria dan diare. Saya takut sekali lihat ia sudah sangat lemas. Dokter minta agar anak saya diberi donor darah. Sejak masuk rumah sakit Senin malam, sudah dua kantong darah yang diberikan oleh dokter," kata Ny. Monika didampingi suaminya Raymundus Ato Uskono.

Suaminya, Raymundus Ato Uskono mengakui anaknya menderita busung lapar karena kurang makan. "Tahun ini kami gagal panen. Saya terpaksa bekerja sebagai buruh di kota. Tapi baru gajian setiap hari Sabtu dalam pekan. Jadi selama lima hari anak kami makan seadanya," tukasnya.

Pantauan Pos Kupang, sekitar 20 balita masih dirawat intensif di bangsal anak. Tangisan khas balita diselingi suara bujukan dari wanita dewasa terdengar jelas dari setiap ruangan."Beginilah kalau lagi musim diare. Pusing dengar suara tangisan para balita," tukas seorang perawat. (ade)

Pos Kupang 14 Agustus 2008, halaman 11
Lanjut...

361 Balita di TTS Terserang Diare

SOE, PK-- Selama tiga minggu terakhir tercatat 361 bayi di bawah lima tahun (Balita) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) terserang diare.Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan TTS, dr. Markus Ng Righuta , mengatakan hal itu saat dihubungi Pos Kupang di SoE, Sabtu (16/8/2008). Meski ada peningkatan kasus diare di wilayah tersebut, namun dr. Markus menyatakan bahwa kasus diare yang menyerang 361 balita di TTS belum masuk kategori kejadian luar biasa.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten TTS menyebutkan, 361 balita yang terserang diare tersebut berobat di 24 puskesmas di wilayah TTS.
Markus mengatakan, penderita diare paling banyak berada di wilayah Siso dengan 65 pasien. Urutan kedua di wilayah Kota SoE dengan 61 pasien, urutan ketiga di Ayotupas dengan 35 balita yang berobat ke puskesmas dan di Toianas 34 pasien yang berobat akibat diare.

"Memasuki pergantian musim menuju puncak musim kemarau menjadi hal rutin bila diare menyerang balita. Biasanya penyakit diare pada peralihan musim disebabkan lantaran virus. Untuk itu saya minta masyarakat mewaspadai bila anak-anaknya menderita gejala diare," ujarnya.

Markus menjelaskan, sebelum peningkatan kasus terjadi instansinya telah bersurat ke seluruh puskesmas dan aparat desa tentang ancaman diare. Surat itu disampaikan agar warga waspada dan segera berobat bila terkena diare.

Tidak hanya itu, lanjutnya, pekan lalu ia menggelar rapat bersama seluruh jajaran puskesmas di wilayah TTS membahas masalah diare. Hasilnya sejauh ini belum ada korban jiwa lantaran terserang diare.

Dikatakannya, belajar dari pengalaman masa lalu tentang kasus diare yang biasa menelan korban jiwa, dia minta seluruh petugas puskesmas harus siaga dalam kondisi seperti ini. Kesiagaan itu dimulai dari petugas medis yang siap di kantor dengan obat-obatan yang mencukupi.

"Seluruh petugas kesehatan saat ini terus berjaga-jaga di puskesmas untuk mengobati warga yang terserang diare. Langkah ini kami ambil agar penderita diare cepat ditangani saat datang berobat," tegas Markus. (aly)

Pos Kupang 19 Agustus 2008, halaman 15
Lanjut...

Posted in Label: , | 0 komentar

4 Bocah TTU Menderita Kwashiorkor dan Marasmus

KEFAMENANU, PK -- Empat bocah di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) menderita gizi buruk tingkat berat jenis marasmus (kekurangan asupan zat karbohidrat) dan kwashiorkor (kekurangan asupan zat karbohidrat dan protein). Sempat dirawat di RSUD Kefamenanu selama dua pekan, kini empat bocah itu sedang menjalani perawatan pemulihan di Panti Rawat Gizi di Bitefa, Kecamatan Miomaffo Timur.

Direktur RSUD Kefamenanu, dr. Hartono, yang dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Sabtu (9/8/2008) petang, membenarkan.

"Ada bocah kakak dan adik, dari satu keluarga, sama-sama menderita marasmus dan kwashiorkor. Kwashiorkor itu gizi buruk tingkat paling akut. Badan mereka sampai bengkak-bengkak dan kulit mengelupas. Orang awam bilang sakit beri-beri. Penyakit ini terjadi karena kekurangan asupan zat karbohidrat dan protein dalam jumlah banyak," katanya.

Sebelum ke panti rawat gizi, empat bocah itu dirawat di RSUD Kefamenanu untuk menyembuhkan komplikasi penyakit akibat kekurangan gizi buruk.

Kepala Panti Rawat Gizi Bitefa, dr. Lambert Tokan yang dihubungi terpisah, Sabtu (9/8/2008), membenarkan. "Empat bocah ini saya temukan saat sedang tugas jaga di RSUD Kefamenanu. Setelah dirawat selama dua pekan, mereka dibawa ke panti ini untuk menjalani pemulihan gizinya," jelas Tokan.

Empat bocah penderita gizi buruk, rinci dr. Tokan, yaitu Thomas Khabal, usia 5 tahun lebih namun berat badannya hanya 8,2 kilogram, menderita marasmus. Florentina Poli (5 tahun/70 bulan) dengan berat badan hanya 11,2 kilogram, juga menderita marasmus. Marianus Eko (19 bulan), menderita marasmus dan kwashiorkor, dan kakaknya, Aldo Eko (6 tahun) menderita kwashiorkor.

"Yang paling parah itu Aldo Eko, tubuhnya sampai mengalami edemi (pembengkakan). Bahkan seluruh kulit tubuhnya mengelupas. Saya prihatin sekali melihatnya," jelas dr. Tokan.

Tentang persediaan makanan dan obat-obatan, dr. Tokan mengatakan stok obat dan makanan masih mencukupi. "Setiap pekan kami mendapat bantuan dari Dinas Kesehatan Kabupaten TTU," katanya.

Hanya Makan Ubi
Yusintus Eko (40), ayah dari kedua bocah yaitu Aldo Eko dan Marianus Eko, mengakui kedua anaknya tidak terurus dan kekurangan gizi karena panen tahun ini gagal. "Anak saya memang tidak mendapat makanan yang cukup karena tahun ini kami gagal panen. Sehari Cuma makan dua kali. Itu pun cuma makan ubi," kata Yusintus, warga asal Desa Napan, Kecamatan Miomaffo Timur, dekat perbatasan Districk Oecussie (Timor Leste).

Ny. Yosefina Lelan, ibunda dari bocah Florentina Poli, mengaku anaknya sempat dirawat di RSUD Kefamenanu. "Tahun ini kami gagal panen karena tanaman jagung diserang hama belalang. Kami kekurangan makanan. Anak-anak cuma makan seadanya saja," keluh Ny. Lelan. (ade)

Pos Kupang edisi Seni, 11 Agustus 2008 halaman 1
Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar

45 Mitos dan Fakta Seputar ASI

JAKARTA, SABTU - Kekhawatiran bahwa menyusui akan menyebabkan payudara kendur, hanyalah sebuah mitos yang tak terbukti kebenarannya. Presenter Sophie Navita, yang menyusui kedua anaknya mengatakan, mitos tersebut tidak benar. Payudara kendur, kata Sophie, karena kehamilan yang menyebabkan perubahan hormon.

"Payudara memble, itu karena hamil dan perubahan hormon bukan karena menyusui. Kalau nggak mau memble, ya jangan hamil," ujar Sophie dalam Obrolan Santai "Kembali ke ASI, Sebuah Pilihan Bijak", di Senayan City, Jakarta Selatan, Sabtu (9/8) sore.

Dalam sebuah buku panduan yang diperbanyak oleh World Vision Indonesia, disebutkan 45 mitos dan fakta tentang ASI. Ingin tahu? Inilah mitos (M) dan fakta (F) tersebut

*M : Menyusui menyebabkan payudara kendur. F : Payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan kehamilan.
*M : Payudara yang berukuran kecil, tidak dapat menghasilkan banyak susu. F : Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan banyak susu.
*M : Payudara dengan puting terbenam tidak dapat menyusui. F : Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui, karena bayi menyusu pada payudara, bukan pada puting.
*M : ASI pertama (yang berwarna kekuningan) tidak baik bagi bayi. F : ASI pertama (kolostrum) adalah zat terbaik bagi bayi.
*M : Kolostrum / ASI pertama adalah susu basi. F : Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh dan protein yang sangat kaya.
*M : ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan makanan, yang lain boleh. F : ASI ekslusif berarti hanya memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh.
*M : ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan susu formula, lainnya boleh. F : ASI eksklusif berarti hanya boleh memberikan ASI saja, yang lain tidak boleh.
*M : ASI eksklusif tidak dapat dilakukan jika ibu bekerja. F : Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif.
*M : Hingga usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup bagi bayi. F : Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI saja.
*M : Pisang dapat menyembuhkan diare pada bayi. F : Makanan padat tidak dapat diolah oleh usus bayi hingga usia 6 bulan.
*M : Pisang dapat membersihkan usus bayi. F : Pisang tidak dapat membersihkan usus bayi melainkan merusak, karena usus bayi belum sanggup mengolah makanan hingga usia 6 bulan.
*M : Susu formula sama baiknya dengan ASI. F : Tidak ada cairan lain apapun yang dapat menggantikan ASI.
*M : Susu formula membuat bayi lebih sehat. F : Hanya jika diberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan yang membuat bayi lebih sehat.
*M : Untuk perkembangan otak, susu formula lebih baik daripada ASI. F : ASI mengandung AA/DHA yang sangat penting bagi pertumbuhan otak.
*M : Kombinasi ASI dan formula adalah yang terbaik bagi bayi. F : Yang terbaik bagi bayi hingga usia 6 bulan adalah hanya menerima ASI saja.
*M : Jika ASI belum atau tidak lancar dapat digantikan dengan susu formula. F : Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2x24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan.
*M : Jika ASI belum keluar, tidak ada gunanya menyusui bayi. F : Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2x24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan.
*M : Sementara ASI belum keluar, bayi dapat diberikan susu formula atau madu. F : Pemberian makanan lain selain ASI meningkatkan risiko terganggunya usus bayi yang masih belum siap.
*M : Agar bayi tidak kuning dan tidak demam, dapat diberi makanan atau minuman lain sebelum ASI keluar. F : Bayi yang kuning harus banyak menerima sinar matahari pagi dan lebih sering diberi ASI.
*M : Jika bayi terus menangis berati ASI-nya kurang. F : Bayi menangis belum tentu lapar.
*M : Ibu yang banyak minum susu, akan menghasilkan banyak ASI. F : Banyaknya ASI yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu. Semakin sering bayi menyusu semakin banyak ASI yang dihasilkan.
*M : Agar menghasilkan banyak ASI, Ibu harus banyak makan sayuran. F : Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang dihasilkan.
*M : Jika ibu sakit, bayi akan tertular melalui ASI. F : Ketika sakita, tubuh ibu membuat zat kekebalan tubuh yang juga disalurkan kepada bayi melalui ASI sehingga bayi tidak akan sakit.
*M : Ibu yang kurang vitamin tidak dapat menyusui bayinya. F : Ibu yang kurus sekalipun tetap dapat menghasilkan banyak ASI asalkan sering menyusui.
*M : Menyusui tidak boleh dilakukan sambil berbaring. F : Menyusui dapat dilakukan sambil berdiri, duduk ataupun berbaring.
*M : Bayi yang sedang sakit tidak boleh disusui. F : Bayi yang sedang sakit harus lebih sering diberi ASI.
*M : Pemberian air kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan tidak akan merugikan. F : Pemberian air kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan hanya akan memenuhi perut bayi sehingga mengurangi ruang untuk ASI yang sangat dibutuhkan bayi.
*M : Bayi baru lahir perlu diberikan air teh agar memiliki tenaga. F : Pemberian air teh kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan hanya akan memenuhi perut bayi sehingga mengurangi ruang untuk ASI yang sangat dibutuhkan bayi.
*M : Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk dapat menyusui bayi. F : Kecuali dalam situasi darurat, ibu yang baru melahirkan mampu menyusui bayinya segera, memeluk dan menyusui bayi adalah penghilang sakit dan rasa lelah ibu.
*M : Bayi baru lahir tidak dapat menyusu sendiri. F : Bayi memiliki naluri kuat untuk mencari puting dalam satu jam pertama setelah lahir.
*M : ASI belum keluar pada hari pertama setelah melahirkan. F : Meskipun tidak terasa, kolostrum (ASI pertama), akan keluar langsung setelah kelahiran. Jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk kebutuhan bayi.
*M : Tidak ada gunanya menyusui bayi sejak kelahirannya. F : Kolostrum adalah cairan yang kaya dengan zat kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi. Bayi yang menyusui langsung akan merangsang ASI cepat keluar.
*M : Bayi harus dibungkus dan dihangatkan dibawah lampu selama dua jam setelah lahir. F : Bayi bukan anak ayam. Kehangatan terbaik bagi bayi diperoleh melalui kontak kulit bayi ke kulit ibu, karena kehangatan tubuh ibu dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Kontak kulit bayi ke kulit ibu membuat ASI semakin cepat keluar.
*M : ASI pertama/kolostrum sangat sedikit, sehingga bayi lapar dan menangis. F : ASI pertama memang sedikit, tapi cukup untuk memenuhi perut bayi yang hanya dapat diisi sebanyak 4 sendok teh.
*M : Bayi menangis, pasti karena lapar. F : Bayi menangis bisa diakibatkan karena merasa tidak nyaman, merasa tidak aman, merasa sakit, dan sebagainya, belum tentu lapar.
*M : Bayi menangis karena lapar perlu diberi makanan atau minuman lain. F : Jika bayi lapar, beri ASI lagi. Sering-sering diberi ASI tidak akan membuat bayi lapar.
*M : ASI yang penting hanyalah cairan yang berwarna putih. F : Kolostrum/ASI pertama (kekuningan/tidak berwarna) adalah ASI yang paling penting untuk memberikan kekebalan kepada bayi. ASI yang berwarna putih adalah yang paling penting untuk kebutuhan bayi sampai 6 bulan pertama.
*M : Bayi kedinginan sehingga perlu dibedong. F : Bayi baru lahir memang mudah kedinginan, sehingga perlu dipeluk kontak kulit ke kulit, diberi topi, lalu ibu bersama bayi diselimuti. Bedong bayi terlalu ketat akan membuatnya lebih kedinginan.
*M : Kurang tersedia tenaga kesehatan sehingga bayi tidak dapat dibiarkan menyusu sendiri. F : Suami atau anggota keluarga ibu dapat membantu Inisiasi Menyusu Dini.
*M : Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya. F : Sementara sibuk, ibu bisa melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
*M : Ibu harus dijahit sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya. F : Sementara dijahit, ibu tetap dapat melaksanakan IMD.
*M : Bayi perlu diberikan suntikan vitamin K dan tetes mata segera setelah lahir. F : Benar, tapi dapat ditunda selama 1 jam hingga bayi selesai menyusu awal.
*M : Bayi harus segera dibersihkan setelah lahir. F : Ditunda 1 jam tidak akan mengubah berat dan tinggi bayi.
*M : Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya memberi kesempatan IMD pada bayi yang lahir dengan operasi caesar. F : Mungkin, tapi adalah tugas orangtua untuk membela hak sang bayi. Tenaga kesehatan dapat diberi penjelasan, dan suami atau anggota keluarga dapat membujuk agar bayi dibiarkan untuk IMD.
*M : Ibu belum bisa duduk/duduk miring untuk memberikan ASI. F : Siapa yang mengharuskan duduk? Bayi dapat menyusu pada saat tengkuran di dada ibu.(ING/Kompas.com)

http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/09/17515171/45.mitos.dan.fakta.seputar.asi

Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar

Anak Sapi Huuu...Anak ASI, Yes!

JAKARTA, SABTU - Sekitar 30 anak berkeliaran di Senayan City, Sabtu (9/8) sore. Ada apa gerangan? Ternyata mereka tengah terlibat aktif mengampanyekan dukungan bagi ibu menyusui. Kegiatan ini merupakan puncak peringatan Pekan ASI se-dunia 1-8 Agustus 2008 yang diadakan World Vision Indonesia (WVI).

Puluhan anak itu berpakaian badut sapi dan memegang sebuah balon berwarna oranye bertuliskan "Dukung Ibu Menyusui". Tak ketinggalan sebuah kertas bertuliskan "Ayo Dukung Ibu Menyusui" dan "Air Susu Sapi untuk Anak Sapi, Air Susu Ibu untuk Bayi".

Dari Lantai 6 Senayan City, secara bergerombol mereka menyinggahi setiap lantai dan membagikan puluhan balon kepada pengunjung mal sembari berkata, "Datang ya ke lantai 6." Di Lantai 6 Senayan City akan diadakan seminar tentang ASI dibawakan oleh pakar ASI dr Utami Lestari dan artis Sophie Navita.

Rombongan anak yang meneriakkan, "Anak Sapi? Huuu.... Anak ASI? Yess!," sambil mengepalkan tangannya ke udara ini memancing perhatian para pengunjung mal. (ING/Kompas.com)

http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/09/15061952/anak.sapi.huuu...anak.asi.yes

Lanjut...

Posted in Label: | 0 komentar