Setiap Tahun 62 Anak NTT Tewas Karena Krisis Gizi

TEMPO Interaktif, Jakarta:Hasil survei Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan, 62 dari 1.000 kelahiran anak setiap tahun meninggal dunia karena krisis gizi. Sementara secara nasional, setiap tahun rata-rata 241 bayi tewas karena persoalan yang sama.

Kondisi ini, menurut siaran pers LPA yang ditandatangani Dewan Pakar LPA, Yurhan Y. Nome, menunjukkan belum adanya keberpihakan pemerintah pada kelangsungan hidup dan hak hidup anak.

Karena itu ia mendesak pemerintah untuk menyediakan fasilitas bagi keberlangsungan hidup anak, khususnya 66.748 anak yang mengalami krisis gizi di NTT saat ini. Sebab, Undang Undang Perlindungan Anak, kata Yurhan, telah mensyaratkan bahwa setiap anak berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan hingga beranjak dewasa.

Korban busung lapar di Kabupaten Timor Tengah Utara, dilaporkan mencapai 124 balita, dua diantaranya telah meninggal dunia. Sehingga total penderita busung lapar mencapai lebih dari 200 kasus.

Namun data Satkorlak Penanggulangan Bencana sampai dengan Jumat siang, menyebutkan korban busung lapar hanya 119 kasus. "Yang mengalami peningkatan hanya penderita kurang gizi yakni 55.593 kasus dan gizi buruk 11.015 kasus," kata Fransiskus Salim, Sekertaris Satkorlak NTT. Jems de Fortuna/Jum'at, 03 Juni 2005 14:06 WIB

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/nusatenggara/2005/06/03/brk,20050603-61980,id.html

Posted in Label: |

0 komentar: