Penanganan Gizi Buruk Tidak Efektif

KALABAHI, PK -- Penanganan gizi buruk di Kabupaten Alor tidak efektif sehingga kasus itu tetap saja terjadi di daerah itu. Program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk penderita gizi buruk/gizi kurang tidak menyelesaikan akar persoalan gizi masyarakat karena PMT bersifat sementara.

Hal itu ditegaskan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Alor, Drs. Nikodemus Tuewewi di Kalabahi, Sabtu (28/6/2008). Menurut Turwewi, PMT sangat tidak efektif sehingga membutuhkan metode lain. Dia menawarkan sosialisasi yang gencar tentang nutrisi atau pengolahan makanan dengan nilai gizi.

Dikatakan, kasus gizi buruk yang dalam beberapa tahun menjadi perhatian pemerintah, pola penanganannya dengan PMT.Setelah diamati, jelasnya, untuk konteks Alor, karena kasus itu terjadi bukan karena kekurangan pangan, tapi pola asupan gizi yang kurang diperhatikan orangtua.

Pola asupan gizi rumah tangga, kata Turwewi, kurang memperhatikan keaneragaman. Umumnya warga Alor mengonsumsi satu atau dua jenis makanan setiap hari, ketimbang menu yang beragam. Hal ini juga menjadi penyebab gizi buruk. Apa yang dikemukakannya, kata Turwewi, merupakan hasil pelacakannya. Kasus gizi buruk di Alor hingga kini belum terpantau semua. Dia mengharapkan aparat pemerintahan desa (pemdes) proaktif mendata sehingga anak- anak yang menderita kasus gizi buruk dapat dibawa ke puskesmas atau pustu untuk dirawat.


Turwewi mengatakan akan menggerakkan semua kader posyandu dan tim PKK. Petugas medis, baik perawat maupun bidan hanya mem-bac kup. Untuk satu kabupaten, lanjut Turwewi, tenaga nutrisi hanya empat orang, sangat tidak sebanding dengan luas dan topografi daerah.

Perawat dan bidan, kata Turwewi, harus berada di desa dan kecamatan dengan berbagai tugas yang diemban dalam peningkatan pelayanan kesehatan. (oma)

Pos Kupang 1 Juli 2008, halaman 17

Posted in Label: |

0 komentar: