Uta Tabha, Juara III Nasional untuk Pangan Lokal

KUPANG, PK--Menu lokal masyarakat Kabupaten Ngada 'Uta Tabha' meraih juara III nasional Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman yang diselenggarakan Badan Bimas Ketahanan Pangan Pusat di Bandung, 3 Desember 2008. Lomba ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia tanggal 5 Desember. Pembuatan menu uta tabha yang diperagakan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Ngada ini meraih juara tiga setelah Kalimantan Barat dan Jawa Tengah berturut-turut juara I dan II.


Ketua Kelompok Kerja (Pokja) III, Tim Penggerak PKK Kabupaten Ngada, Maria Veronika Manda, kepada Pos Kupang yang menghubungi handphone-nya, Sabtu (13/12/2008), mengatakan, dirinya tidak menyangka menu ini bisa meraih juara III dari 33 propinsi yang ikut dalam perlombaan tersebut.
Menurutnya, uta tabha dari NTT dinilai memenuhi kriteria sebagai makanan lokal yang memiliki nilai gizi dan seimbang. 

Dijelaskan, menu yang dilombakan ini sudah dimodifikasi sehingga tidak mendapat pendobelan kadar-kadar gizinya. Kalau, uta tabha asli biasanya ditambah dengan daun pepaya atau daun ubi-ubian, namun dalam perlombaan ini dimodifikasi sehingga cita rasanya lebih nikmat dan kandungan gizinya bermanfaat. 

Menurutnya, bersama temannya Maria Teresia Kadu, keduanya memodifikasi menu yang berbahan lokal jagung dan jewawut ini menjadi makanan yang lezat dan memiliki kandungan gizi yang beragam, seimbang dan aman untuk dikonsumsi oleh siapapun.

Istri dari Dominikus Begu ini mengatakan, mengisahkan keduanya diutus oleh Badan Bimas Ketahanan Pangan Propinsi NTT mengikuti lomba tingkat nasional, karena berhasil meraih juara pertama di tingkat propinsi. Baginya, tujuan dari lomba ini sebenarnya bukan juara, tetapi bagaimana mensosialisasikan kepada masyarakat untuk memanfaatkan pangan lokal yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan agar meminimalisir masyarakat dari ketergantungan pada pangan beras.

Ibu empat anak ini mengatakan, selama ini banyak masyarakat tidak bisa memanfaatkan pangan lokal yang memiliki nilai gizi yang tinggi karena keterbatasan pengetahuan untuk mengelolah. Oleh karena itu, sejalan dengan program Gubernur NTT "Anggur Merah', yang salah satunya memanfaatkan makanan lokal diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat NTT. (nia)

Posted in Label: |

0 komentar: