7 Penderita Gizi Buruk masuk Panti Bitefa

KEFAMENANU, PK-- Selama bulan Februari 2009, tujuh balita penderita gizi buruk di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dirawat intensif di Panti Rawat Gizi di Kelurahan Bitefa, Kecamatan Miomaffo Timur. Dari jumlah ini, dua balita positif menderita marasmus. Keduanya bernama Ignasius Elu (22 bulan), asal Oemeu dan Kornelia Kolo (23), asal Bitefa.

Pengelola Panti Rawat Gizi, dr. Lambert Tokan, dikonfirmasi Sabtu (29/2/2009) siang, melalui salah satu perawat, Nona Fanty Amsikan membenarkan hal ini. "Ada tujuh balita dirawat intensif dan dua balita positif marasmus," kata Amsikan.

Ia merincikan, tujuh balita itu bernama Christino Lamuda (8 bulan) asal Kaubele, menderita gizi kurang; Epifania Olin (22 bulan) asal Oeolo, menderita gizi buruk; Ignasius Elu (22 bulan) asal Oemeu menderita marasmus; Gilberto Metan (22 bulan) asal Bitefa, menderita gizi buruk; Cornelia Kolo (23 bulan) asal Bitefa, menderita marasmus; Alfridus Seno (15 bulan) asal Manufui, menderita gizi buruk; dan Jendrina Ufa (26 bulan), asal Manufui, menderita gizi buruk.

"Di panti ini tiap balita diberi makanan bergizi termasuk ibu kandung yang sedang menyusui anaknya. Dengan begitu bila ibunya sehat karena makan makanan bergizi, produksi ASI buat anaknya bagus dan lancar," jelas Amsikan. 

Ia menjelaskan, salah satu balita bernama Epifania Olin, sudah dipulangkan ke rumahnya, Sabtu (29/2/2009) pagi, karena dinyatakan sembuh dan berat badannya kembali normal.

Soal stok makanan obat-obatan, susu dan telur, Nona Amsikan mengatakan stok masih mencukupi meski anggaran belanja untuk tahun 2009 belum cair. "Semua kegiatan di panti ini berjalan lancar dan tim masih terus melakukan pelacakan di kampung, dusun dan desa terpencil untuk menyelamatkan balita penderita gizi buruk," katanya.

Ny. Adriana Subun, ibunda balita penderita marasmus, Ignasius Elu, mengatakan ia senang anaknya dirawat di Panti Rawat Gizi. "Anak saya diberi makanan bergizi. Ada nasi tambah sayur dan daging. Kadang ikan ditambah tempe dan tahu atau telur. Juga diberi susu. Saya juga diberi makanan bergizi," kata Ny. Subun saat ditemui di Panti Rawat Gizi, Sabtu siang.

Ditanya kenapa anaknya tidak terurus, Ny. Subun mengatakan sejak umur satu tahun, ia sering menitipkan anaknya kepada ibu kandungnya. "Saya tinggalkan untuk berjualan di pasar. Sore baru pulang. Anak tidak terurus. Itu salah saya. Tapi mau bagaimana. Jika tidak jualan di pasar kami mau makan apa? Suami cuma seorang petani," katanya.

Catatan Pos Kupang total balita penderita gizi buruk di TTU sampai November 2008 menjadi 882 balita dari total balita di TTU sebanyak 20.187 balita yang menjalani penimbangan badan di Posyandu. Jumlah kasus gizi buruk di TTU tahun 2008 menurun drastis dibandingkan tahun 2007. 

Sejak bulan Januari - Juni 2007 sebanyak 1.178 balita (6,2 persen) dari total 17.782 balita ditimbang di posyandu diindetifikasi mengalami gizi buruk. Sedangkan 6.583 (34,8 persen) balita mengalami gizi kurang, 10.008 (52,9 persen) balita menyandang status gizi baik dan sisanya 13 orang (0,07 persen) balita menyandang status gizi lebih. (ade)

Pos Kupang edisi 4 Maret 2009 halaman 15

Posted in Label: , |

0 komentar: