Gizi Buruk di Sumba Timur, Dua Meninggal Dunia

WAINGAPU, PK---Dua dari enam pasien gizi buruk yang dirawat selama sepekan di Rumah Sakit Umum (RSU) Imanuel Matawai, Waingapu, Sumba Timur, meninggal dunia. Pasien pertama, Yustina Ina, meninggal pada awal pekan ini. Sementara Yayan (1,5), balita asal Anakalang, Sumba Tengah, meninggal dunia, Rabu (7/1/2009) pagi.

Ibu kandung Yayan yang ditemui di RSU Imanuel, kemarin siang, mengatakan, anaknya dilarikan ke rumah sakit karena lemas akibat tidak ada nafsu makan. Sebelum dirawat di Rumah Sakit Imanuel, katanya, Yayan sempat dirawat di puskesmas di Sumba Tengah. Namun karena tidak ada perubahan, korban terpaksa dilarikan ke RSU Imanuel, Waingapu.

Direktur RSU Imanuel, dr. Dani, yang ditemui secara terpisah mengaku, korban dibawa ke RSU dalam kondisi kritis. "Ketika dibawa ke sini, pasien sudah dalam kondisi kritis karena dehidrasi berat. Berat badan korban hanya tiga kilogram. Kita sudah berupaya menolong, namun kondisinya sudah sangat berat. Bahkan korban sampai mengeluarkan feses (kotoran) melalui saluran pencernaan atas (refluks)," kata Dani.

Dani mengatakan, 80 persen dari anak-anak dan balita yang dirawat di rumah sakit tersebut adalah anak-anak gizi kurang. Akibat asupan gizi yang sangat rendah, kata Dani, daya tahan tubuh anak melemah dan mudah terjangkit berbagai penyakit.

Sementara itu, Kepala Bansal Anak, Albina Ngindang, mengatakan, dalam sepekan terakhir pihaknya menerima dan merawat enam penderita gizi buruk dengan berbagai penyakit ikutannya. Dari enam pasien tersebut, empat berhasil diselamatkan. Kalau selama satu bulan terakhir, kata Albina, sudah 10 orang pasien gizi buruk yang dirawat di rumah sakit tersebut.

Pasien gizi buruk yang saat ini masih bertahan di RSU Imanuel, yakni Arga Setiawan, balita usia sembilan bulan asal Kambaniru. Putra keenam pasangan Marta Wolo dan Ruben Rohi ini, beratnya hanya empat kg. Menurut Marta, pada bulan sebelumnya berat Arga sempat naik 0,4 ons, namun turun lagi dalam sebulan terakhir.

Marta mengaku, Arga dilahirkan dengan pertolongan dukun terlatih. Namun setelah lahir, ia rutin ke posyandu. Marta yang sehari-hari berprofesi sebagai petani ini mengakui, di posyandu dirinya pernah mendapat bubur kacang hijau. Namun setelah Arga lahir, dirinya dan bayinya tidak pernah lagi mendapat makanan tambahan. "Kita ke posyandu hanya melakukan penimbangan. Setelah itu pulang," katanya.

Sementara RSK Lindimara dalam sebulan terakhir merawat tiga pasien gizi buruk. Direktur RSK Lindimara yang ditemui beberapa hari sebelumnya, mengaku kondisi para korban sudah membaik dan tidak ada yang sampai meninggal duni. (dea) 

Posted in Label: , |

0 komentar: