Olive Butuh Penanganan Cepat

Oleh Okto Manehat

HARI Selasa (23/12/2008) pukul 08.00 Wita, suasana ramai terlihat di wilayah Mola, Kelurahan Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor. Di lokasi itu terlihat banyak kendaraan roda dua dan empat. Umumnya plat merah/dinas yang parkir rapi. 

Tidak jauh dari tempat parkir kendaraan berdiri sebuah tenda mini dipenuhi banyak orang. Mulai dari orang nomor satu di Kabupaten Alor, Bupati Ans Takalapeta, Ketua DPRD Alor, John Blegur, Kadis Kesehatan, Drs. Nikodemus Turwewi, para dokter, bidan, perawat serta masyarakat dan para wartawan. Tenda itu berada di depan sebuah bangunan mewah. Bangunan dengan konstruksi baja ringan, dengan sistem knock down adalah rumah sakit bergerak (mobile hospital). 

Rumah sakit ini dibangun pemerintah pusat pada 10 daerah di Indonesia. Kabupaten Alor adalah satu-satunya daerah di Propinsi NTT yang mendapat rumah sakit/RS Bergerak atau disebut RS Lapangan itu.

Pertemuan bersama masyarakat pada hari itu adalah puncak peresmian pembangunan RS Lapangan yang dilakukan Bupati Alor, Ir. Ans Takalapeta. Selain acara peresmian, masyarakat setempat mendapat pengobatan gratis. Terlihat seorang ibu berusia sekitar 50-an tahun lebih menggendong seorang bayi perempuan yang terus menangis. Bayi itu menjadi fokus perhatian tim medis dan wartawan yang hadir. 


Setiap orang yang melihat bayi itu langsung keluar kata dari mulut "aduh, kasihan". Ungkapan ini manusiawi karena bayi yang baru berusia 8 bulan bernama Olive Nikita Manipada yang digendong ibu itu ternyata tubuhnya tidak sehat. Dia menderita gizi buruk. Oliv terkena gizi buruk akut yang sudah sampai pada tingkat marasmus.

Nyonya Yohana yang menggendong Olive kepada Pos Kupang mengakui kondisi tubuh Olive seperti itu sejak ia lahir. Berat badannya dalam usia hingga 8 bulan cuma 4,2 kg. 

Yohana mengakui ibu kandung Olive telah tiada. Selama ini dirinya sebagai dukun beranak terlatih yang ada di kampung itu yang mengasuh Olive. 

Olive selalu diberikan makanan seperti beras merah, namun karena asupan ASI yang tidak ada sehingga tubuhnya seperti itu. Yohana mengakui, dirinya sering membawa Olive ke posyandu, namun karena berbagai keterbatasan di posyandu sehingga Olive tidak bisa mendapat perhatian lebih.

Ahli Gizi Dinkes Kabupaten Alor, Ari Alfianto, dikonfirmasi Rabu (31/12/2008), mengatakan, dari hasil pengamatannya terhadap kondisi tubuh Olive, maka balita ini dikategorikan menderita marasmus. Hal ini terlihat dari kulitnya mulai ada tanda keriput, matanya cekung, tulang iga kelihatan, rambutnya kurang sehat, jarang dan tampak warnanya kemerah-merahan.

Kondisi Olive ini, kata Ari, harus segera dirujuk di RSUD Kalabahi untuk mendapat penanganan lebih intensif. Di RSUD Kalabahi sudah ada tenaga yang bisa menangani kasus seperti marasmus. Menurut Arif, di rumah sakit Olive akan mendapat perawatan untuk kestabilan tubuh dengan makanan formula 75. Selanjutnya baru masuk tahap transisi untuk membantu berat badannya, kemudian masuk tahap rehabilitasi untuk mengejar berat badan normal. 

Arif menyebutkan, untuk usia seperti Olive seharusnya berat badannya minimal 7 kg. "Bayi itu harus cepat ditangani di rumah sakit agar tidak kena komplikasi. Biasanya bayi dengan kondisi seperti itu kekebalan tubuh berkurang, dan bisa mendatangkan risiko yang lebih berat. Kita akan motivasi untuk dirawat di rumah sakit," tandas Ari. (*)

Posted in Label: , |

0 komentar: