Penderita busung lapar di NTT bertambah

Pos Kupang Sabtu : 16 Jul 2005 00:59

Kupang, PK -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kupang meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, terus memantau kondisi para penderita busung lapar, yang sedang dirawat di puskesmas atau Rumah Sakit umum (RSU) Prof. Dr. WZ Johannes-Kupang.
Permintaan itu disampaikan dua anggota DPRD Kabupaten Kupang, masing-masing John Saitakela, A.Md dan Melitus Ataupah, S.H, secara ditemui secara terpisah, Jumat (15/7). Keduanya dihubungi terkait penanganan penderita busung lapar di daerah setempat. "Kami minta kepada instansi teknis agar selalu memantau perkembangan penderita busung lapar yang sedang dirawat di puskesmas dan di rumah sakit. Kesembuhan mereka adalah hal yang paling penting," ujar Saitakela.
Dikatakannya, persoalan busung lapar adalah masalah kemanusiaan yang tak boleh disepelehkan. Masalah itu harus ditangani sungguh-sungguh, apalagi kebanyakan penderita adalah anak-anak balita. Bila ada bantuan susu dan makanan bergizi, lanjut dia, maka hendaknya itu diberikan kepada yang membutuhkan. Jangan sampai dialihkan kepada pihak lain atau kepada mereka yang tidak terlalu membutuhkan.
Sementara itu, Melitus Ataupah mengatakan, pihaknya sangat menyesal dengan sikap pemerintah pusat yang kurang serius menangani masalah busung lapar di NTT. Ketidakseriusan itu terlihat dari belum adanya bantuan untuk penderita busung lapar dan marasmus di daerah ini.
"Kalau bisa, pemerintah segera kucurkan bantuan itu. Lebih cepat bantuan sampai di tangan penderita, akan lebih baik. Karena bantuan makanan bergizi itu sangat membantu pemulihan kesehatan mereka sebagaimana anak-anak lainnya," ujar Ataupah.
Dikatakannya, bila pemerintah pusat belum mengucurkan dana bantuan busung lapar, maka pemerintah kabupaten harus segera mengatasinya. Minimal dengan merealisasikan dana APBD untuk hal tersebut. (ans)

Korban tewas jadi 35 orang
ANAK-ANAK balita yang meninggal dunia di NTT akibat busung lapar kini tercatat sudah 35 orang. Jumlah ini berdasar-kan laporan terbaru pada awal pekan ini, yakni Senin (11/7). Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NTT, dr. Stef Bria Seran mengatakan hal itu, saat ditemui Pos Kupang, Rabu (13/7). "Jumlah penderita busung lapar yang meninggal di daerah ini sudah mencapai 35 orang. Para korban tewas itu tersebar pada delapan dari 16 kabupate/kota di NTT," ujar Bria Seran.
Dikatakannya, di NTT jumlah anak-anak balita seluruhnya sebanyak 477.829 orang. Dari jumlah tersebut, yang menderita gizi kurang 85.604 balita, gizi buruk 12.925 balita, marasmus 425 balita dan tujuh balita menderita kwashiokor.
Sedangkan para penderita busung lapar yang meninggal, lanjut dia, masing-masing Kabu-paten Kupang 5 orang, Kota Ku-pang 7 orang, Timor Tengah Se-latan (TTS) 4 orang, Timor Te-ngah Utara (TTU) 9 orang, Belu 2 orang, Alor 2 orang dan Sumba Timur 3 orang. Sementara di Kabupaten Rote Ndao, Manggarai Barat dan Manggarai masing-masing 1 penderita busung lapar yang meninggal.
Mengenai langkah preventif untuk menghindari jatuhnya korban susulan akibat penyakit ini, Seran mengatakan, perlu dilakukan intervensi berupa memberikan makanan tambahan bergizi bagi anak-anak balita penderita gizi buruk dan gizi kurang. "Memang pemerintah kabupaten/kota sudah melakukan intervensi dengan membagikan makanan tambahan bagi anak-anak balita. Namun hal itu belum maksimal, karena masih banyak anak balita yang belum mendapat bantuan," ujarnya.
Dikatakannya, yang perlu diperhatikan sekarang ialah perawatan serius selama 90 hari kepada para penderita. Karena menurut Bria Seran, bila anak-anak balita yang sudah dinyatakan sehat secara medis, harus diikuti dengan perawatan lanjutan di rumah dengan memberikan makanan bergizi.
Namun, kata dia, apabila ketersediaan makanan dalam rumah tangga tidak memadai, maka kemungkinan anak-anak balita yang sudah sehat akan kembali lagi menderita busung lapar, atau menderita gizi buruk. "Jadi, perawatan berkelanjutan sangat menentukan. Apabila sampai di rumah ternyata anak-anak itu tidak diberikan makanan yang mengadung gizi, maka mereka yang sudah sehat akan menderita lagi gizi buruk yang bisa mengarah pada busung lapar," tegasnya. (ben) Sumber Pos Kupang online: http://www.indomedia.com/poskup/2005/07/16/edisi16/1607kota1.htm

Posted in Label: |

0 komentar: