Diare Serang TTU, 118 Balita Dirawat

KEFAMENANU, PK -- Sebanyak 118 balita dirawat intensif di RSUD Kefamenanu dalam enam pekan terakhir akibat serangan penyakit diare. Di antara jumlah ini, terdapat satu balita menderita gizi buruk akut jenis kwashiorkor yaitu Rianto Uskono (3,5 tahun). Balita asal Desa Manuain B, Kecamatan Insana ini sudah mendapat donor darah sebanyak dua kantong sejak dirawat Senin (11/8/2008) malam.

Demikian Direktur RSUD Kefamenanu, dr. Hartono, kepada para wartawan di ruang kerjanya, Rabu (13/8/2008) siang. "Sejak bulan Juli hingga pekan kedua Agustus atau sudah enam pekan, tercatat 118 balita dirawat intensif di RSUD Kefamenanu karena diserang penyakit diare," jelasnya.

Ia merincikan, selama bulan Juli terdapat 78 balita dirawat. Dan hingga pekan kedua Agustus yaitu sampai Rabu (13/8/2008) tercatat 40 balita dirawat. Jadi total sudah 118 balita dirawat
sejak enam pekan terakhir. "Dan sekarang ada 20 balita yang masih menjalani perawatan intensif di bangsal anak," katanya.

Tentang penyebab serangan diare itu, dr. Hartono menyebut rota virus yang dibawa oleh angin. "Sekarang terjadi perubahan cuaca yang sangat drastis. Malam sangat dingin dan siang harinya, panas terik menyengat. Perubahan cuaca yang sangat drastis ini menyebabkan daya tahan tubuh (imunitas) balita menjadi lemah," katanya.

Penyebab lainnya, makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh balita tidak bersih. "Sering orangtua dan keluarga kurang memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, terlebih makanan dan minuman bagi balita. Itu berpotensi besar bagi terjadinya serangan diare," tambahnya.

Ny. Yasinta Nofu (37), mengatakan anaknya Kristanto Meo (10 bulan) dirawat sejak Selasa (12/8/2008) malam. "Sudah sejak Senin siang anak saya menderita diare. Selain itu ia demam dan
tidak mau menyusui. Karena semakin parah, terpaksa kami membawa dia ke rumah sakit," jelas Ny. Yasinta.

Ny. Maria Getrudis Teflopo menyebutkan anaknya Radones Naifun (8 bulan) terpaksa dilarikan ke RSUD Kefamenanu karena diserang diare sejak Sabtu malam.

"Kami sewa angkot malam-malam supaya bisa bawa anak ini ke RSUD Kefa. Badannya sudah lemas dan tidak mau menyusui. Ia menangis terus. Saya sampai stres," tuturnya.

Lain lagi kisah Ny. Heny Mone, ia terpaksa menyewa ojek untuk melarikan anaknya dari rumah di Desa Susulaku A ke rumah sakit Kefamenanu. "Mau bagaimana lagi. Tidak ada angkot yang mau kami sewa karena kami hanya mampu bayar Rp 50 ribu. Tapi syukurlah, anak saya sangat kuat dan akhirnya sampai ke rumah sakit," ungkapnya.

Ny. Monika Uskono mengatakan terpaksa melarikan anaknya ke rumah sakit karena menderita gizi buruk akut. "Selain menderita busung lapar, anak saya diserang komplikasi penyakit malaria dan diare. Saya takut sekali lihat ia sudah sangat lemas. Dokter minta agar anak saya diberi donor darah. Sejak masuk rumah sakit Senin malam, sudah dua kantong darah yang diberikan oleh dokter," kata Ny. Monika didampingi suaminya Raymundus Ato Uskono.

Suaminya, Raymundus Ato Uskono mengakui anaknya menderita busung lapar karena kurang makan. "Tahun ini kami gagal panen. Saya terpaksa bekerja sebagai buruh di kota. Tapi baru gajian setiap hari Sabtu dalam pekan. Jadi selama lima hari anak kami makan seadanya," tukasnya.

Pantauan Pos Kupang, sekitar 20 balita masih dirawat intensif di bangsal anak. Tangisan khas balita diselingi suara bujukan dari wanita dewasa terdengar jelas dari setiap ruangan."Beginilah kalau lagi musim diare. Pusing dengar suara tangisan para balita," tukas seorang perawat. (ade)

Pos Kupang 14 Agustus 2008, halaman 11

Posted in Label: , , |

0 komentar: