Warga Macang Tanggar Minum Air Asin

LABUAN BAJO, PK --Warga Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) hingga saat ini masih mengonsumsi air asin (payau) yang berasal dari muara Sungai Nanganae. Selain untuk kebutuhan air minum, warga juga memanfaatkan air sungai itu untuk mandi, cuci karena ketiadaan air bersih di wilayah itu.

Seperti disaksikan Pos Kupang, Sabtu (9/8/2008), warga yang berada di Dusun Nanganae asyik mencuci, mandi dan mengambil air di sungai tersebut. Mereka sudah terbiasa mengonsumsi air itu meski di sekitar lokasi pengambilan terdapat kubangan kerbau.

Untuk mendapat air yang kurang asin, mereka harus menunggu sampai air laut surut, karena jika air laut surut, maka sungai tersebut berkurang volume air lautnya menyisakan lebih banyak air sungai asli walau rasanya tetap payau.

Jika air laut pasang, maka lokasi pengambilan air di sungai tersebut turut pasang sehingga kadar garamnya tinggi. Air dengan kondisi seperti ini jarang digunakan warga untuk mengonsumsi kecuali untuk mandi atau mencuci.

Warga biasanya menunggu hingga air laut surut baru bisa mengambil air sungai untuk konsumsi. Mereka sudah sangat paham dan mengetahui pasang surut laut yang turut berpengaruh pada air sungai tersebut.

Muhamad Nur, salah seorang warga Macang Tanggar mengakui, mereka selama ini tidak merasakan air bersih kecuali jika membelinya di Desa Gorontalo, atau ke Labuan Bajo. "Kami tidak bisa mengelak dari kondisi ini. Air yang kami minum selama ini berasal dari air sungai yang rasanya asin akibat berada pada posisi muara," kata Nur.

Soal keberadaan air bersih, Nur mengaku, beberapa tahun lalu sudah ada proyek air bersih yang masuk di desa itu, namun tidak berfungsi setelah mengalir beberapa hari.

Dia menjelaskan, untuk memperoleh air yang kadar garamnya rendah, warga harus menunggu hingga air surut. Jika air sementara pasang, maka yang ada di sungai itu hanyalah air laut murni yang sering digunakan untuk mandi dan cuci.

Penjabat Kepala Desa Macang Tanggar, Armin Bahali, ditemui di kediamannya, membenarkan kondisi warganya. Menurut Bahali, di desa itu terdapat 800 jiwa yang mengonsumsi air asin akibat proyek air bersih yang masuk di desa itu tidak memuaskan.

Tentang kemungkinan warga yang minum air kali menderita penyakit diare dan sebagainya, Bahali mengatakan, soal penyakit sering terjadi, namun hanya pada pergantian musim. "Tahun lalu ada proyek air bersih yang masuk desa ini tapi hanya mengalir 10 hari kemudian macet sampai sekarang. Kami minta pemerintah kabupaten bisa melihat kondisi warga yang sulit ini. Sekarang warga lagi menderita karena minum air asin," kata Bahali. (yel)

Pos Kupang 11 Agustus 2008, halaman 16

Posted in Label: , |

0 komentar: