Pakar Pangan dan Petani Perangi Kelaparan

MAUMERE, PK--Menyongsong Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XVIII tahun 2008 tingkat Propinsi NTT, pakar pangan, pejabat pusat, propinsi, kabupaten/kota se-Propinsi NTT, serta perwakilan petani se-NTT berkumpul di Kota Maumere, Ibu kota Kabupaten Sikka. Pertemuan ini digelar dalam upaya menyamakan persepsi, merumuskan program kerja memerangi kelaparan, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan di NTT.

Kegiatan bertemakan "NTT Food Summit 2008, Momentum Membangun Ketahanan Pangan NTT Baru" ini digelar di Aula Hotel Benggoan 3, Maumere tanggal 28-29 Oktober. Puncak HPS tingkat Propinsi NTT tanggal 30 Oktober 2008 akan dilaksanakan di Kecamatan Waigete.

Kegiatan ini buka Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Ir. Esthon Foenay, M.Si, dihadiri Kepala Badan Ketahanan Pangan Deptan, Prof. Dr. Ahmad Suryana; Setwapres Karo KLH Bidang Kesra, Dr. Sonya Priyatharsini; Kapus Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP Deptan, Dr. Ir. Tjuk Eko.

Hadir pula Ketua DPRD NTT, Drs. Mell Adoe, dan sejumlah anggota DPRD se-kabupaten di NTT, para bupati/wakil bupati serta pejabat instansi terkait serta Bupati Sikka, Drs. Sosismus Mitang, dan jajarannya. Juga, sejumlah pengurus NGO nasional, lokal dan internasional; organisasi internasional seperti WFP, FAO, Unicef; lembaga keamanan, pakar pangan dari universitas dan Litbang NTT, serta mantan Gubernur NTT, dr. Ben Mboi.
Menurut Wagub Esthon Foenay, selama ini berbagai kegiatan pertemuan, apresisi, workshop tentang ketahanan pangan dan gizi, baik yang dilaksanakan institusi maupun elemen masyarakat belum maksimal menghasilkan hal yang bermanfaat bagi ketahanan pangan di NTT.

"Sampai sekarang kita masih bergelut dengan masalah ketidaktahanan pangan dan gizi di NTT. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa sepanjang semua pemangku kepentingan belum duduk bersama mulai dari merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi serta merumuskan langkah tindak lanjut, maka sebagus apa pun program kegiatan yang dilaksanakan dan berapa pun uang yang disalurkan kepada masyarakat, tetap saja habis tak berbekas," kata Wagub Esthon Foenay.

Diharapkan kegiatan 'Food Summit 2008' dapat dijadikan momen bersejarah untuk menghasilkan rekomendasi dan aksi tindak lanjut bagi peningkatan ketahanan pangan di NTT.
Ia mengajak semua pihak dapat mewujudkan kembali kejayaan NTT melalui diversifikasi produksi, ketersediaan dan konsumsi pangan lokal, terutama jagung sebagai sumber pangan pokok utama.

Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam kegiatan ini, antara lain, pertama, evaluasi berbagai persoalan ketahanan pangan dan gizi di NTT guna mendapatkan pokok rumusan upaya pemecahannya. Kedua, merumuskan deklarasi 'NTT Food Summit' mencakup keseluruhan aspek ketahanan pangan dan gizi di NTT, serta merumuskan rencana aksi peningkatan ketahanan pangan dan gizi di NTT dengan pemetaan peran dan fungsi pemangku kepentingan baik jangka pendek, menengah dan panjang.

Setwapres Karo KLH Bidang Kesra, Dr. Sonya Priyatharsini, mengakui, selama ini berbagai upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan ketahanan pangan di NTT dalam bentuk dana sudah diberikan, namun belum memperoleh hasil maksimal. Diharapkan kegiatan ini bisa merekomendasikan berbagai program guna meningkatkan ketahanan pangan di NTT.

Hal senada disampaikan mantan Gubernur NTT, Ben Mboi. Ben Mboi mengharapkan agar pertemuan yang dihadiri para pejabat, penentu kebijakan itu bisa mewujudkan peningkatan ketahanan pangan di NTT. (vel)

Pos Kupang 29 Oktober 2008 halaman 16, http://www.pos-kupang.com

Posted in Label: , |

0 komentar: